Objek Wisata Gunung Kuniran Akan Disulap Menjadi Argowisata Kebun Buah-buahan

Kulon Progo - Objek wisata Gunung Kuniran di Kokap, Kulon Progo, DIY, bakal disulap menjadi kawasan agrowisata hutan buah-buahan. Wah, asyik banget!

Pengembangan itu memungkinkan masyarakat setempat memperoleh tambahan penghasilan di luar usaha jasa pariwisata. Upaya pengembangan agroforestri di Gunung Kuniran itu merupakan bagian dari program rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dalam program ini, KLHK menunjuk sejumlah perusahaan multinasional sebagai pelaksana kegiatan yang dilangsungkan di wilayah DIY-Jawa Tengah.

"Keseluruhan kita dapat kewajiban 250 hektar, meliputi delapan kecamatan dan 17 desa. Untuk kecamatan kita bagi dua, tujuh di do it yourself khususnya Kabupaten Kulon Progo dan 1 lagi di Magelang, Jateng.

Dari luasan 250 itu per satu hektarnya kita tanam 400 pohon (aneka buah), jadi overall keseluruhan ada sekitar 110.000 pohon yang kita bagikan kepada masyarakat untuk bisa melakukan program ini," kata Direktur PT. Bharinto Ekatama (BEK) Ignatius Wurwanto, dalam kegiatan penanaman pohon di Gunung Kuniran, Rabu (1/12/2021).

"Kita fokus bibit pohon buah-buahan karena program yang dilakukan di sini adalah agroforestri," dia menambahkan.

Ignatius mengatakan program ini akan berjalan selama tiga tahun. Di tahun pertama, dilakukan penanaman bibit buah-buahan yang ditargetkan bisa rampung paling lambat awal 2022.

"Tahun pertama penanaman, kita targetkan bisa selesai sesegera mungkin untuk mengejar cuaca hujan yang bagus. Harapannya pada akhir tahun atau paling tidak Januari total lahan 250 ha bisa ditanam pohon," kata dia.

Setelah periode penanaman, dilanjutkan upaya perawatan. Dalam tahap ini, sejumlah pihak akan dilibatkan di antaranya Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung (BPDASHL) Serayu Opak Progo, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) hingga tatanan bawah seperti penyuluh pertanian dan kelompok tani di masing-masing tempat.

"Pemeliharaan dan perawatan ini sampai dua tahun, atau tahun terakhir. Nah masuk tahun ketiga akan ada evaluasi sejauh mana hasil dari program ini," kata Ignatius.

"Tentunya program ini tidak akan berhenti di tahun ketiga dengan tanaman yang sudah berbuah, tetapi kita akan menangkap aspirasi kelompok tani terkait upaya nilai tambah karena ada kekhawatiran nantinya jika panen terlalu banyak, atau over supply tentunya produk itu akan berdampak pada nilai ekonomisnya," ujar Ignatius.

Ditemui di lokasi yang sama, Ketua Kelompok Tani Wono Dadi, Sugito, mengaku senang dengan adanya program penanaman bibit pohon buah-buahan ini di kawasan Gunung Kuniran, Kulon Progo.

Diharapkan bibit-bibit pohon bisa berkembang dengan baik dan menghasilkan buah yang melimpah sehingga dapat mendorong perekonomian warga.

"Dari kami tentu akan siap melakukan perawatan, dan nantinya kalau sudah berbuah ini juga buat masyarakat, bisa dijual untuk tambahan ekonomi warga sini," ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepala Disparbud Bogor Mengatakan ada 5 Destinasi Wisata Favorit Para Wisatawan Pada Saat Liburan

Taman Nasional Kelimutu Ditutup Sementara Akibat Cuaca Buruk

Mengetahui Kehidapan Dan Rumah Tradisional Kaki Seribu Pegungungan Arfak Papua Barat